Jumat, 07 Januari 2011

Gambaran Perancangan Pipa Bawah Laut


Metode pengiriman minyak dan gas bumi lepas pantai dapat dengan menggunakan kapal tanker dan pipa bawah laut. Metode pengiriman dengan menggunakan pipa dianggap lebih handal dan murah. Keandalan metode ini salah satunya karena tidak terpengaruh cuaca, baik terjadi badai ataupun tidak, pengiriman minyak dan gas tidak akan mengalami gangguan.
Kelebihan lain adalah biaya operasional yang murah, investasi mahal hanya pada saat penginstalan pertama dan bersifat jangka panjang. Apabila dengan menggunakan tanker maka biaya sewa akan sangat mahal, belum lagi tidak beroperasinya kapal pada saat badai juga akan menyebabkan kenaikan biaya yang signifikan. Oleh karena itu, penggunaan pipa merupakan pilihan yang tepat dan efisien untuk investasi jangka panjang. Perencanaan dalam perancangan pipa bawah laut harus matang agar pada saat beroperasi nanti tidak akan terjadi kegagalan akibat kesalahan perancangan. Kesalahan dalam perancangan akan mengakibatkan kerugian yang besar baik finansial maupun material.



Secara umum alur dalam perancangan pipa bawah laut dapat dilihat pada flowchart berikut ini:


















1.Cek ketebalan pipa
Pada proses desain ketebalan pipa hawah laut pipa yang digunakan harus memenuhi syarat kearnanan, dengan tidak mengabaikan pertimbangan ekonomi dalarn pemilihan material pipa. Pipa yang berada pada dasar laut akan mengalami gaya-gaya yang bekerja baik dari dalam pipa maupun gaya lingkungan dan luar pipa.




2.Cek buckling
Pipa bawah laut akan mengalami tekanan hidrostatis. Semakin dalam pipa berada maka tekanan hidrostatis yang diterima pipa akan semakin besar. Kegagalan/keruntuhan pipa bawah laut dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah perbandingan antara diameter dan ketebalan pipa (D/t), keadaan stress strain pipa, tekanan hidrostatik serta momen bending yang terjadi pada pipa.

3.Analisis Span
Pipa bawah laut yang terkena beban hidrodinamis suatu ketika akan mengalami kelelahan, karena akibatkan beban tersebut yang bersifat siklis. Kelelahan pada struktur akan memicu terjadinya kegagalan. Tujuan dari analisa span dinamis adalah untuk menentukan panjang span maksimum yang diijinkan agar pipa terhindar dari respon-respon alami yang bisa menyebabkan kelelahan.

4.Stablitas pipa bawah laut
Pada saat proses desain pipeline lepas pantai dilakukan, hal penting yang harus diperhatikan adalah kestabilan pipa pada saat berada di dasar laut selama masa operasi atau sebelum pipa tersebut mendapatkan kestabilan lainnya (trenching, burial, self burial). Ada beberapa cara untuk menstabilkan pipa di dasar laut, diantaranya adalah dengan mengurangi gaya-gaya yang bekerja pada pipa seperti dengan melakukan penguburan pipa (burial), penggalian parit atau saluran untuk pipa (trenching).

5.Metode instalasi
Guo et al (2005) mengatakan bahwa metode instalasi pipa bawah laut yang umum antara lain:
#S-lay (Shallow to Deep)
Biasa digunakan untuk instalasi pipa pada laut dangkal menuju dalam. Dengan kedalaman laut kurang dari 500 ft (Guo et al, 2005).
#Umumnya digunakan instalasi pipa pada kedalaman laut menengah yaitu
500 ft – 1000 ft (Guo et al, 2005).
#Reel lay (Intermediate to Deep)
Umumnya digunakan instalasi pipa pada kedalaman laut menengah yaitu
500 ft – 1000 ft (Guo et al, 2005).

1 komentar: