Selamat sore rekan, sekian lama absen dari menulis blog. Akhirnya ada entah
dari mana ada semangat untuk menulis kembali, hahaha. Dalam tulisan ini secara
singkat kita akan membahas tentang stabilitas kapal. Antara lain: Apa itu
stabilitas kapal? Apa saja kriteria stabilitas kapal? Code/regulasi yang
mengatur kriteria stabilitas kapal; Kurva stabilitas, dkk. Langsunglah kita masuk
ke dalam materi, mari kita belajar tentang stabilitas kapal bersama.
Stabilitas kapal merupakan komponen dasar dari kelayakan kapal sehingga
dapat beroprasi dengan aman di laut sehingga perancang, operator, maupun pemilik
kapal memiliki perhatian lebih dalam hal ini. Sehingga kapal yg memiliki
stabilitas yg memuaskan dapat memastikan keamanan penumpang orang dan atau
barang yg berada di atas kapal.
Stabilitas kapal adalah ukuran dari
kemampuannya untuk menahan beban angin, gelombang, dan beban lainnya saat kapal
beroprasi (misalnya operasi lifting, towing, transporting, dll). Kemampuan lain
yg dituhkan untuk stabilitas kapal adalah kemampuan untuk menahan terbaliknya
kapal saat oleng yaitu dengan memiliki kemampuan lengan pengembali yang cukup.
Seorang perancang kapal (naval architect) dapat menghitung stabilitas kapal
dari rencana garis (lines plan) kapal dan hasil dari percobaan inclinine test
(baik dengan uji lab ataupun pemodelan dengan dibantu komputer).
Untuk mempelajari tentang
stabilitas kapal, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu simbol-simbol dasar
pada sebuah bangunan apung seperti pada dua buah gambar di atas. Satu persatu
coba kita sebutkan dan artikan maksut dr simbol-simbol yg tertera.
M = titik metacentra, merupakan
titik semu yg merupakan titik gerak ‘pendulum’ pada kapal dan pasti posisinya
tegak lurus antara titik B dan G.
G = titik pusat gravitasi, bisa
disebut titik berat
B = titik buoyancy, titik tangkap
gaya apung dari kapal
W L = Water Line atau garis air
j = sudut oleng kapal
K = keel, atau sering disebut lunas
kapal
w = berat muatan
d = posisi muatan di atas kapal
Dari simbol2 dasar di atas
sekiranya kita telah mengetahui apa saja yg menjadi dasar perhitungan
stabilitas kapal. Mulai dari titik metacentra M, titik berat G, titik buoyancy
B, sarat air W L, keel K, dan seterusnya. Variasi dari padanya dapat
mempengaruhi stabilitas dari sebuah benda apung dalam hal ini adalah kapal.
Pada kalimat pengantar saya di paragraf ketiga, telah saya sampaikan
bahwasannya beban angin juga mempunyai kontribusi dalam perhitungan stabilitas
kapal. Ilustrasinya dapat kita lihat seperti pada gambar di atas. Besarnya
surface area akan mempengaruhi pada wind moment. Lebih jelasnya ada pada grafik
seperti gambar di bawah.
Pada grafik diatas, kita lihat dimana sumbu Y adalah momen sedangkan sumbu X adalah sudut oleng. Mudahnya membaca grafik tersebut adalah, ketika kapal oleng sekian derajat maka momen angin (garis merah putus2) berapa dan begitu seterusnya.
Pada grafik diatas, kita lihat dimana sumbu Y adalah momen sedangkan sumbu X adalah sudut oleng. Mudahnya membaca grafik tersebut adalah, ketika kapal oleng sekian derajat maka momen angin (garis merah putus2) berapa dan begitu seterusnya.
Nah sekarang
pertanyaanya bilamana kapal dikatakan memenuhi kriteria stabilitas? Jawabannya
kriteria ini sudah ada codes atau regulasi yang mengaturnya. Bisa dilihat jelas
kriterianya pada IMO (-a749-Code on Intact Stability For All Types of Ships
Covered by IMO Instruments), DNV OS-H101_2011-10 (marine operation, general),
ataupun sumber ilmiah lainnya. Kalau belum punya tinggal di search di google
ada yang free download, gratis modal wifi numpang saja bisa.
Gambar di
atas saya extract dari DNV, grafik tersebut merupakan syarat stabilitas untuk
barge transport. Untuk intact stability dan damage stability mempunyai kriteria
yang berbeda. Dimana untuk intact stability disyaratkan (A+B)>1.4(B+C)
sedangkan untuk damage stabiltiy syaratnya (A+B)> (B+C)
Kemudian untuk kasus tertentu,
misalnya untuk bangunan terapung dua lambung juga memiliki kriteria stabilitas
tersendiri. Gambar di atas merupakan contoh untuk stabilitas kapal lambung
ganda, saya ambil dari IMO. Memiliki sedikit perbedaan dengan kapal lambung
tunggal akan tetapi prinsipnya sama.
Mohon maaf sekiranya bahasa yg saya
pakai kurang resmi dan cenderung bercandaan. Terkadang atau malah sering,
bercandaan saya itu serius loh. Kunjungi juga tulisan saya lainnua dengan tema
yang sama tentang dunia Ocean Engineering di katagory Engineerling Library.
Terimakasih.
ada yang lebih lengkap lagi gak ?? ..
BalasHapusvery good capt
BalasHapusWah bagus Mas tulisannya, memberikan pencerahan buat mahasiswa, Ditunggu tuisan-tulisannya tentang Kelautan :D
BalasHapusapa hasil akhir yang didapat dari perhitungan stabilitas ??
BalasHapus