Rabu, 07 Desember 2011

SH Terate vs SH Winongo

Pencak silat merupakan budaya asli Indonesia warisan nenek moyang. Secara turun temurun telah di ajarkan ke tiap generasi. Menurut wikipedia, Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
 (lamabang SH Terate n SH Winongo)

Akan tetapi sungguh disayangkan apabila dalam perkembangan saat ini sering terjadi friksi atau konflik perguruan silat yg banyak menimbulakn kerugian baik bagi warga (panggilan untuk pendekar SH) maupun masyarakat sekitar.

Saya yg lahir dan besar di daerah karisedenan Madiun secara langsung merasakan betul bagaimana suasana yg tidak nyaman ketika dua perguruan pencak silat terbesar di daerah ini sedang terlibat konflik. Utamanya pada saat mendekati bulan syuro, dimana memang sudah jadwal perguruan silat tersebut melakukan hajat besar. Baik sekedar pertemuan atau pengesahan anggota baru mereka.

Adalah Setia Hati Terate vs Seta Hati Winongo dua perguruan silat yg sering terjadi konflik, tidak jarang juga melibatkan beberapa perguruan lain baik pencak silat ataupun jenis bela diri lain seperji Ju-Jitsu, Kera Sakti, Tapak Suci, Taekwondo, dst.

Masih lekat di ingatan saya, ketika suasana Ponorogo dan sekitarnya yg sedang memanas akibat pertikaian tersebut. Kira2 pertengahan tahun 90an, ketika itu sy masih kecil, ada sekelompok orang dengan menggunakan kendaraan bak terbuka misalnya truck menggruduk daerah Polres dan sekitarnya. Banyak rumah2 penduduk dirusak, walaupun cuma pecah kacanya. Jarak polres dg rumah tidak begitu jauh, hanya sekitar 400m saja.

Sejak saat itu suasana kota Ponorogo menjadi tak nyaman, seperti ada jam malam. Orang2 tak berani keluar rumah selepas jm8, ada saja berita orang di tikam dan sebagainya.

Saya sebenarnya heran, apa motivasi yg melatarbelakangi konflik di antara mereka. Apakah hanya sekedar olok mengolok, kemudian tidak terima, lanjut bawa teman, hajar, dst. Mungkin juga karena memang anggotanya kebanyakan bocah muda, ngikut arus dan mudah terbawa suasana. Solidaritas yg kebablasan, senggol bacok.
(silsilah perguruan Setia Hati)

Padahal kalau dilihat sejarahnya SH Terate dan SH Winongo berasal dari orang yg sama, boleh dikatakan masih saudara. Memang dari dulu yg namanya 'perang' saudara paling susah untuk di selesaikan. Si Kakak seakan2 tak akan pernah mau berbagi dengan si adik, demikian juga sebaiknya. Sebisa mungkin mengalahkan satu sama lain.
(rukun sambil meragakan "kembangan")

Untunglah akhir2 ini keadaan menjadi lebih baik, konflik2 juga jarang terjadi. Kalaupun ada pasti dapat teratasi dengan baik, kerjasama antar masyarakat sangat diperlukan mulai dari aparat sampai ke para petinggi perguruan silat tersebut.

Suasana aman dan prestasi dr perguruan silat merupakan hal yg didambakan semua pihak. Di Sea Games 26 di Jakarta dan Palembang kemaren, pencak silat banyak berkontribusi dalam kemenangan kontingen Indonesia. Itulah yg membuat masyarakat bangga pada para pendekar, buka pendekar sok jagoan yg berujung dg penjara dan sepatu Polisi yg diharapkan.

pilih mana? 


atau


Tidak ada komentar:

Posting Komentar