Rabu, 07 Oktober 2009

KOROSI (introduction)

Korosi
Korosi dapat diartikan sebagai suatu perusakan suatu material karena bereaksi dengan lingkungannya. Reaksi ini menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau hasil reaksi lain.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu proses korosi adalah:
Material korosi
Material yang dipakai untuk membuat benda konstruksi sangat berpengaruh terhadap laju korosi, dengan demikian harus dipilih sejeli mungkin untuk mengurangi dampak negative korosi.
Kondisi lingkungan/media
Lingkungan di mana benda konstruksi akan dibuat dan digunakan juga merupakan salah satu factor dalam proses dan kecepatan korosi. Material di lingkungan air laut akan sangat berbeda dengan lingkungan di lingkungan air tawar. Korosi yang timbul akan dipengaruhi oleh media korosif yang terkandung pada lingkungan tersebut.
Bentuk konstruksi/susunan
Bentuk konstruksi yang oleh sebagian orang diabaikan efeknya terhadap proses korosi, sebenarnya tidak sedikit dampak negatifnya. Karena bentuk ini sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap kecepatan korosi. Sebagai contoh pipa yang dibengkokkan dengan radius 180o akan sangat berlainan morosinya jika dibandingkan dengan pipa yang lurus.
Fungsi konstruksi
Konstruksi baja yang digunakan untuk operasi suhu panas akan berlainan jika dibandingkan dengan suu operasi rendah. Dengan demikian dapat diambil kesipulan jika konstruksi tersebut akan dibuat harus dipertimbangkan untuk apa alat tersebut dibuat atau untuk operasi yang bagaimana konstruksi tersebut dipakai.
Secara garis besar jenis korosi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dab sebagian jenis ini ada yang sangat unik dan susah dideteksi sehingga memerlukan metode khusus untuk mengamati. Jenis-jenis korosi tersebut antara lain:
Korosi homogen
Korosi homogeny merupakan korosi yang paling banyak terjadi pada logam, merupakan jeins korosi yang kurang berbahaya. Karena terjadi hanya pada permukaan saja sehingga menyebabkan pengurangan ketebalan logam tersebut. Korosi ini mudah dideteksi karena secara visual tampak adanya produk korosi yang berwarna merah kekuningan pada permukaan logam mengalami penipisan dan berlubang.
Korosi galvanik
Korosi ini terjadi apabila dua buah logam yang berbeda, memiliki potensial yang berbeda saling kontak/bersentuhan, dimana logam dengan potensial lebih rendah melepaskan elektronnya menuju logam pasangannya yang potensialnya lebih tinggi sehingga logam yang kekurangan elektron mengalami oksidasi (terskorosi) dan logam dengan potensial lebih tinggi menjadi lebih bersifat katodik.
Korosi celah
Korosi ini terjadi pada celah sempit antara 5-100 µm pada logam yang berada di media korosif. Biasanya celah ini terjadi akibat sambungan peralatan mekanik, retakan bagian mesin, dan lain-lain. Akibat celah ini maka terjadi perbedaan konsentrasi oksigen, di mana pada celah kekurangan oksigen sehingga reaksi katodik terhalang, akibatnya pada celah kelebihan ion positif logam yang segera dinetralisir oleh ion begatif seperti klorida misalnya dari elektrolit (media korosif). Mekanisme yang sama juga terjadi pada garis air, sehingga banyak dijumpai bagian pasang/surut air laut menyebabkan korosi pada tiang dermaga.
Korosi sumuran
Korosi sumuran adalah bentuk serangan yang dihasilkan dari penembusan yang cepat pada daerah kecil pada tempat yang berlainan. Sumuran ini sangat kecil dan mudah tertutup oleh hasil korosi. Demikian pula, serangan yang dilokalisasi biasanya terlindung oleh celah yang ada pada bagian logam di bawah endapan atau antara metal dengan metal lainnya. Jadi korosi ini sering tidak terdeteksi sampai kebocoran menembus ketebalan dinding.
Korosi erosi
Korosi ini sebenarnya tidak termasuk dalam bagian korosi elektrokimia, karena mekanismenya lebih cenderung pada akibat mekanis. Penyebab korosi ini adanya aliran pada media korosif (elektrolit) sehingga selalu menganggu keseimbangan reaksi korosi elektrokimia (ion terlarut terikut yang mengalir) dan laju yang mengikat.
Korosi batas butir
Korosi ini terjadi pada batas butir Kristal logam (grain boundary). Korosi ini sangat membahayakan karena sulit dideteksi dan secara visual tidak tampak. Korosi batas butir banyak terjadi pada baja tahan karat austenitic yang mengalami pengelasan atau yang digunakan pada suhu tinggi (misalnya heat exchanger) dan berada pada lingkungan korosif.
Korosi selektif
Korosi ini sebenrnya juga bukan ternasuk bentuk korosi elektrokimia tetapi cenderung korosi kimia. Korosi selektif menyerang logam campuran, sebagai missal kuningan (Cu-Zn), yang berada dilingkungan asam dimana Zn akan terlarut dalam asam (dezincification).
Korosi tegangan
Korosi tegangan terjadi apabila pada logam terjadi tegangan static dan berada di media korosif. Kedua factor tersebut di atas hadir secara simultan. Korosi banyak terjadi pada tangki bertekanan yang menampung cairan kimia, konstruksi-konstruksi baja yang berada di daerah korosif, system pipa reaktor nuklir, sudu turbin, dll.
Secara teoritis proses korosi tidak mungkin dicegah sepenuhnya, karena proses tersebut lebih bersifat alamiah. Namun, bagaimanapun juga usaha untuk menekan atau mencegah proses korosi semaksimal mungkin perlu dilakukan. Penaggulangan masalah korosi memang mempunyai bebarapa aspek penting. Yang menonjol adalah aspek ekonomi karena bisa dievaluasi sebagai kerugian-kerugian dan biaya pemeliharaan.aspek lain yang penting adalah teknologi. Memang aspek penanggulangan masalah korosi tidak dapat lepas dari peranan ilmu pengetahuan dan teknologi. Legiatan pengembangan ilmu bahan yang dapat menghasilkan bahan-bahan yang lebih tahan terhadap korosi untuk lingkungan yang berbeda-beda. Juga bahan-bahan pencegahan korosi yang lebih efektif, lebih ekonomis dan lebih mudah dilaksanakan seperti halnya cat.
Pengendalian korosi didasarkan pada beberapa metode, diantaranya metode yang prinsipal adalah pengendalian korosi melalui:
#Desain dan pemilihan bahan
#Treatment kimia pada media korosif (penggunaan inhibitor)
#Pelapisan (coating)
#Proterksi katodik
#Proteksi anodik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar