Senin, 15 April 2013

Backpacker Medan - Banda Aceh - Pulau Weh, Sabang; menuju nol kilometer Indonesia

Perjalanan backpaker ke Medan, Banda Aceh, dan Sabang Pulau Weh di akhir bulan Maret 2013 adalah kali pertama saya menginjakkan kaki ke pulau Sumatra. Pun sebelumnya saya sudah pernah menginjakkan kaki ke Kepulauan Riau; Batam,Tanjung Pinang, serta Tanjung Balai Karimun; namun bagi saya itu belum termasuk pulau (besar) Sumatra.

pict: The Team 'nol kilometer', berpose di depan tugu nol kilometer. The westernmost point of Indonesia.
kiri ke kanan: Tya bu haji, Ade made, Bobby tripod bep, Mega bendahara meja bundar, Isma cek-gu, Wirman voldy, Fitri sepatu 32, G(h)ue, Echa hahaha.


Memang segala sesuatu yang pertama akan menimbulkan kesan yang sangat mendalam, begitu juga dalam perjalanan ini. Bersama rombongan Bokep (Bocah Kepri) dari Tanjung Balai Karimun, para korban cinta Saipem Karimun Yard. Kami mengeksplor kawasan ujung paling Barat Indonesia. Goal dari perjalanan ini bagi saya merupakan kawasan Kilometer nol Indonesia dan kembali pulang dengan selamat, yg lainnya merupakan bonus yg membanggakan. Sengaja saya tersesat di dalam perjalanan, informasi secukupnya, dan bekal sewajarnya. Sering kali dalam kondisi tersesat kita akan menemukan siapa diri kita.

Dalam backpakeran kali ini kami 9 orang, 8 orang berangkat dari Tanjung Balai Karimun sedangkan saya yg 1 orang berangkat dari Jakarta. Meeting point kami di kota Medan, Sumatra Utara pada hari Senin. Sebagian kawan dari Karimun ada yg berangkat lebih awal di hari Jumat krn hendak singgah ke Pekanbaru, Riau (daratan). Ada juga yang langsung ke Medan.

Sesuai itenerary hasil musyawarah di Karimun, yg saya gk bisa ikut karena jauh (alesan tok), perjalanan kami mulai bersama-sama dari kota Medan. Apesnya saya dapat jadwal flight yg nyampai di Medan paling pagi (krn ini yg paling murah), alhasil kudu nunggu teman di bandara Polonia Medan. Sembari menunggu kedatangan mereka saya ekslpor sendiri bandara Polonia ini. Bandara Polonia tdk seperti kebanyakan bandara di kota besar lain yg berlokasi di pinggiran kotta. Bandara Polonia terletak di tengah2 kota, keluar bandara sudah kelihatan mobil-motor-bentor lalu lalang di jalan raya. Iya Bentor alias Becak Motor, merupakan sarana transportasi umum andalan di kota Medan. Bisa nego loh, sama sperti kebanyakan becak lainnya.

Baru juga berapa jam perjalanan ini dimulai, sudah ada cerita menarik di bandara. Sekitar 1jam lebih saya menunggu kawan dari Karimun, Echa nama kawan ini, saya landing di Polonia dia boarding di Hang Nadim Batam. Setibanya di Polonia saya tawarkan Echa untuk makan atau minum, sembari menunggu lagi kawan yg baru boarding di Batam (ckckck, gk satu pesawat o mereka dr Batam). Mampirlah kami ke warung makan yg ada di bandara, karena sy sudah makan maka si Echa lah yg beli minuman. Juz Alpukat dia pesen, saya aqua botol sj bawaan dr Indomaret di Jakarta (maklumlah kan backpakcer kudu low lowest cost budget alias ngirit). Juz Alpukat pun sudah habis, Ade dari Batam juga sudah sampai di Polonia setelah 1jam lebih. Bayarlah juz alpukat ini, ternyata harga juz alpukat di bandara Polonia mahalnya bikin tobat. Rp.26,000/gelas, untung sy gk ikut2an pesen. Mungkin buah alpukatnya spesial atau buahnya ada mental disorder, bisa2 gk jadi trip ala backpacker nanti.

Ade pun tiba, kami lanjutkan perjalanan dari Bandara ke Hotel. Menurut mbah gugle map, jarak antara bandara Polonia dengan hotel tempat kami menginap hanya sekitar 3km. Dekat, itulah yg ada dalam pikir saya. Niatnya untuk berhemat karena usai minum juz alpukat yg 26rb itu, kami putuskan untuk jalan kaki. Ide saya juga sih yg nyuruh jalan kaki. Berbekal alamat hotel dan niat untuk jalan kaki, kami memulai langkah demi langkah menuju hotel. Awalnya enjoy, 10 menit 15 menit kemudian terlihat keringat mengalir. Kami tanya orang, GPS (Gunakan Penduduk Setempat), untuk memastikan bahwa arah jalan kami benar. 20 menit 30 menit, capek jalan kaki dg tentengan2 itu. Kasian saya melihatnya, aqua pun lama kelamaan habis apalagi juz Alpukat yg 26rb itu pasti jg sudah habis efek segernya. Singkat cerita kami sampai di Hotel dg ekspresi senanggg. Sebetunnya Hotel yg berlokasi di dekat Masjid Raya Al-Mashun tidak begitu jauh dr Bandara Polonia. Apabila naik taxi Blue Bird cuma kena ongkos 15rb saja. Kalau dibagi tiga lebih murah lagi, 5rb/orang. Taxi Blue Bird mangkalnya di bekas pom bensin Petronas, lokasinya persis di depan bandara Polonia. Ah, ya sudahlah. Justru ini serunya backpacker (alibi tok)...

Selanjutnya monggo disimak itenerary (plan) kami kemaren sebagai rujukan bagi anda sekalian. Kami kemaren ada sedikit perubahan antara itenerary dg eksekusi di lapangan, krn menyesuaikan dengan kondisi seluruh anggota trip. Saya share juga foto2 pilihan dari Medan, Banda Aceh, dan Sabang supaya kita tahu betapa indahnya Indonesia. Bersyukur pada Allah krn saya hidup dan lahir di negeri surga yaitu Indonesia. 

 pict: di dalam istana Maimun Medan, Sumatra Utara.
Istana Maimun berlokasi dekat dengan masjid Raya Al-Mashun Medan, bisa kita tempuh dengan jalan kaki. Ya, cukup dengan jalan kaki, 5 menit saja sampai.

pict: di depan masjid raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Berlokasi di pusat kota Banda Aceh, apabila berkesempatan untuk puter2 kota pasti ujung2nya ketemu sama masjid raya lagi dan lagi.

pict: foto keluarga di pantai Lhok Nga. Cewek2 keliatan alim semue, pd pake pasmina :D
dengan diantar labi-labi alias angkot, kami sekeluarga nyampai kesini. Biaya sewa labi2 300rb sehari, tinggal kita request sama abangnya kita mau kemana. Beliau akan antar kita ke tujuan. Tp jngn lupa diongkosi makan juga ya si abang. FYI, masuk waktu magrib kami 'diusir' dari pantai krn memang begitu peraturannya. Semua tahu, syariat Islam sudah berlaku di Banda Aceh. Berharap Jakarta segera diberlakukan juga, aamiin :)

pict: ini dia foto labi2 yg antar kami ekslpore banda aceh. Gimana tuh bacanya? ule ule hehehe...

pict: inside museum tsunami Aceh. Terukir nama2 korban tsunami, salah nama mirip dg nama saya. Ardiansyah, lha saya Ardhiansyah. Cuma beda huruf "h" saja. Innalillahi wainaillaihi rojiun.

 pict: di depan another museum, prahu nyangsang di atas rumah akibat dahsyatnya tsunami di Aceh. Masya Allah..

pict: sampai di pelabuhan Sabang, pada heboh semue. Copot deh pasminanya, qiqiqii.
Dari Banda Aceh ke Sabang kita bisa menyebrang menggunakan kapal cepat. Ongkos lumayan murah, 60rb/orang untuk kelas ekonomi. Ada pilihan kelas bisnis juga sih, tp gk gitu terasa perbedaannya. Mending milih ekonomi yg lebih murah, namanya juga backpacker. (Tp di foto pada tenteng2, revisi jadi tentengpacker ^_^)

 pict: siap2 snorkling di pulau Weh, Sabang. 
Sedang mau nyebrang ke pulau rubiah dr pulau weh, itu pulaunya jg sudah kelihatan sebenernya. Ongkos sewa prahu boat pulang-pergi 100rb. Pulangnnya janjian sama abangnya, nanti dijemput dekat jetty. Sedangkan biaya sewa peralatan snorkling; mulai dari jaket palampung, kaki katak atau fin, serta kacamata; 40rb/orang dan kudu dibalikin pas malamnya atau setelah kita selesai snorkling.


pict: tabel itenerary kami. Kurang jelas kah gambarnya? nanti saya lanjutkan di postingan selanjutnya, masih tentang Medan-Aceh-Sabang

Terimong genaseh, terimakasih dalam bahasa Aceh :)

3 komentar:

  1. lumayan informasinya, pas kebetulan juga saya ada rencana mau berangkat ke sabang bulan depan.
    ala backpacker kyknya lebih seru.

    BalasHapus
  2. numpang promo penginapan gan : http://k77househostel.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. dari medan ke banda aceh, naik apa mas? terus itu di pulau weh, nginep dmn?

    BalasHapus